selatan.news, Temanggung – Penyair, musisi dan pensiunan wartawan Heru Atna kembali maklumatkan setting ulang reformasi dengan politik kebudayaan yang cerdas.Itu dimanifestasikan dengan karya tembang sajak terbarunya (Solo Piano/Vokal) yang sedang dalam proses produksi rekaman dan film pendek bertajuk Menderas Dzikir Rindu Revolusi Cinta.
Ini setelah beberapa bulan lalu meluncurkan film pendek Sajak Reuni, tembang Nyanyi Revolusi, Rose N Jasmine Revolution, Love Revolution, dan lain-lain.Juga masih dalam agenda berkolaborasi ikhtiar gerilya revolusi kebudayaan dengan Pengamat Hukum Tata Negara Agus Sapto Prasetio .
Kenapa mesti Setting Ulang Reformasi Dengan Politik Kebudayaan Yang Cerdas?Heru Atna, Agus Sapto Prasetio sama merasakan konteksnya ikhtiar:
-Melawan Pembodohan Massif KKN Politik Dinasti, Oligarki dan Boneka Neokolonial
-Mendeteksi Dini Penyebab, Arah dan Bentuk Dekulturisasi Bangsa Sebagai Akibat Dominasi Neoliberalisme -Menuntut Perubahan Radikal dengan Etos Kebangkitan dan Manajemen Krisis Berbasis Pancasila dan Naskah Asli UUD 45.
Bahwa kemenangan Paslon 02 dalam pemilu 2024 tidak bisa dihalalkan, hal ini menjadi perwujudan pengkhianatan penyiratan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara hasil pemilu dan semangat atau tujuan reformasi yang diamanatkan oleh Tap MPR (TAP MPR Nomor IV/MPR/2003). “Hal ini pada relasi Tap MPR tersebut menggarisbawahi komitmen untuk meneruskan reformasi yang dimulai setelah reformasi tahun 1998, yang mencakup upaya-upaya untuk meningkatkan demokrasi, pemerintahan yang baik, dan perlindungan hak-hak warga negara ” Pungkas Budayawan Heru Atna
Pada tingkat pemahaman ini, lanjut Heru Atna bahwa beberapa pihak mungkin berpendapat bahwa kemenangan pasangan calon 02 tidak sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan reformasi yang diamanatkan oleh Tap MPR. ” Hal ini bisa didasarkan pada pandangan bahwa kemenangan tersebut dianggap sebagai langkah mundur dari prinsip-prinsip demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas yang diperjuangkan dalam proses reformasi” Ujar Heru Manusia Silver Tak Pande Selpi.
Retorika perdebatan pada kecurangan Pilpres yang tersembunyi pada ketidakpercayaan publik terhadap integritas dan keadilan dalam proses politik, relasi dengan Pilpres 2024. Menganggap bahwa retorika perdebatan akan terus dipenuhi dengan tuduhan curang terstruktur yang luas dan sistemik menunjukkan bahwa ada kekhawatiran akan adanya praktik-praktik yang tidak etis atau tidak adil dalam arena politik.
- Kepolarisan Politik yang Tinggi: Kepolarisan politik yang tinggi sering kali memicu kecurigaan dan saling tuduh antara pihak yang bersaing. Hal ini dapat menciptakan narasi bahwa lawan politik terlibat dalam praktik curang atau manipulatif untuk kepentingan mereka sendiri.
- Ketidakpercayaan terhadap Sistem: Ketidakpercayaan terhadap institusi politik dan sistem pemilihan umum dapat menyebabkan penyebaran spekulasi dan teori konspirasi tentang praktik curang. Jika individu merasa bahwa sistem tersebut tidak adil atau tidak dapat dipercaya, mereka cenderung mencari penjelasan yang mengarah pada keyakinan bahwa proses tersebut terstruktur untuk kepentingan tertentu.
- Penggunaan Retorika Politik: Dalam upaya untuk memenangkan dukungan publik, kandidat dan pendukung mereka mungkin menggunakan retorika yang dramatis atau provokatif, termasuk tuduhan tentang curang yang sistemik. Hal ini dapat menciptakan suasana ketegangan dan kecurigaan dalam masyarakat.
Meskipun retorika tentang curang terstruktur dalam politik mungkin terjadi, penting untuk mempertahankan kerangka berpikir yang kritis dan skeptis serta mencari bukti yang jelas sebelum menerima klaim semacam itu. Memastikan integritas proses politik dan keadilan dalam pemilihan umum adalah tanggung jawab bersama semua pihak terlibat dalam sistem demokratis.
Penilaian terhadap apakah sebuah kemenangan dapat dihalalkan atau tidak dalam konteks amanat reformasi harus didasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai reformasi itu sendiri, proses politik yang terlibat dalam pemilihan, dan interpretasi yang sahih terhadap Tap MPR.
Dalam dissenting pada sengketa pemilu di MK, terungkap bukti-bukti yang merugikan demokrasi dan bertentangan dengan hukum. Dugaan praktik KKN yang disebut lebih brutal daripada masa Orde Baru menjadi catatan dosa sejarah yang tercatat, sementara kesaksian anak-anak masa kini memperkuat hal tersebut. “Praktik KKN merusak tata kelola pemerintahan yang baik, menghambat pembangunan ekonomi dan sosial, serta mengakibatkan ketidakadilan dan ketidaksetaraan dalam masyarakat. Oleh karena itu, pemberantasan KKN memerlukan komitmen dan tindakan keras dari semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga penegak hukum, dan masyarakat sipil” ujar Heru Silver Hair Asemkak
Tentang pentingnya kepatuhan terhadap dasar hukum negara, Heru kembali mengatakan dan menjaga integritas hukum dari manipulasi politik. “Maka yang seharusnya diajarkan kepada bangsa ini, setidaknya dalam konteks demokrasi, adalah kesetiaan terhadap dasar hukum negara kita dan sebagai simbol negara atau kepala negara, untuk tidak merusak hukum demi kepentingan politik dinastinya.” pungkas Heru Atna
Publik menyoroti kekhawatiran akan kerusakan demokrasi dan lembaga-lembaga negara, kembali Heru menambahkan bahwa khususnya dalam konteks revisi Undang-Undang (UU) yang dianggap merugikan konstitusi dan dilakukan demi kepentingan politik tertentu. “Makin merusak bersama DPR, dengan merevisi UU untuk melegalkan praktik yang bertentangan dengan konstitusi, demi kepentingan politik tertentu. Bahkan, tindakan ini terjadi setelah Mahkamah Konstitusi dan hak angket DPR pun dianggap terusik.” jelas Budayawan Temanggung ini
MENDERAS DZIKIR RINDU
REVOLUSI CINTA
bukan semata takdir
kemiskinan dan kebodohan hari ini justru dipelihara tirani dalam pesta mabuk para pencuri
dan korupsi berjamaah, ilmu dan agama juga mesti dikacaukan karena mengganggu urusan politik mesum
teruslah miskin,bodoh dan korupsi
masuk jebakan suap harus mendukung politik dinasti keji perusak demokrasi dan hukum
sampai orgasme kekuasaan bertahan sebagai boneka karet neo kumpeni,oligarki dan asing
Seburuk-buruknya tempat mereka,neraka jahanam dunia akhirat
karena juga durhaka kepada ibu rahim semesta tanah air cinta serta kemerdekaan
dan sebaik-baiknya tempat
mereka yang melawan tirani ,sebagaimana takdir pasti
para martir syuhada
selamatkan satu jiwa teraniaya
setara selamatkan selurut umat manusia, selamat dunia akhirat
menderaslah dzikir rindu, lakon ikhtiar dan kenangan, mimpi sekalian membumi mengakar rumput revolusi cinta!