Jakarta, – Ketua DPC PPP Kabupaten Fakfak Papua, H. Muhammad Sunardi mengatakan, ada harapan besar terhadap PPP namun dengan catatan PPP harus bisa menjadi contoh bagi partai lain, kita harus menjaga kekompakan, solid dan bersatu siapapun yang disepakati terpilih menjadi Ketua Umum.
“Kita harus legowo menerimanya dengan syarat terpilih secara konstitusional, hal ini demi menjaga Persaudaraan di internal partai, kita harus solid, kita harus damai, kita sudah lelah dengan konflik, sebab tidak ada konflik itu yang bisa memajukan partai, kita harus jernih, apalagi lambang PPP itu ka’ bah kita seharusnya bersikap sabar seperti dicontohkan oleh nabi Muhammad saw,” tutur Sunardi di arena Muktamar X PPP, Mercure Ancol Jakarta Utara.
Dia menambahkan, Lambang kesabaran itu menunjukkan bahwa kita orang yang sabar, kita harus bersikap intelektual serta cerdik menilai sesuatu hal.
“Harapan kedepan PPP harus solid dan bersatu karena PPP sebagai rumah besar ummat Islam dan yang menempati ini yang harus teduh, anak- anak kita, rakyat kita juga harus teduh dengan PPP ini. Dan yang lebih penting lagi adalah kejujuran dan di PPP itu harus jujur jangan sampai ada yang korupsi ” jelasnya mengingatkan.
Sebab, sambungnya, negara kita ini sekarang sudah banyak yang korupsi. PPP harus jadi contoh atau role model partai yang jujur dan kejujuran. Kita sudah tua ini harus memberi teladan pada yang muda- muda bahwa PPP adalah berlambang Ka’bah yang didirikan oleh para ulama.
“Saya aktif di PPP sejak tahun 1998, orang tua saya dari NU di Kabupaten Klaten Jawa Tengah dan saya pindah ke Fakfak pada tahun 1987 dengan bekerja dan usaha dari bawah, Usaha awal saya sebagai penjual pakaian keliling tapi alhamdulillah sekarang sudah punya toko sendiri dan sudah punya toko sparepart motor dan juga perusahaan kontraktor bidang bangunan dan sembako,”tuturnya.
Terkait usaha saya, kata Sunardi, saya memiliki Putera satu orang yang saat ini melanjutkan usaha saya. Pria yang dipanggil Pak Haji ini akan meRencanakan naik haji yang kedua kalinya pada tahun 2026.
“Sisa umur kami akan kami gunakan untuk mengabdikan diri pada agama karena di dunia tak akan ada artinya sebab yang dibawa ke akhirat nanti hanyalah amal jariyah,” pungkasnya.