⌉ Ketua Kosgoro Kalimantan Timur, Dr. H. Rendi Susiswo Ismail SE. SH. : Pendidikan dan Kaderisasi Perlu Jadi Prioritas
Problem pendidikan, Kaderisasi, dan ekonomi menjadi konsen dan prioritas program kerja bagi Kosgoro. Isu ini mencuat di arena Musyawarah Besar (Mubes) XII Kosgoro pada 30-31 Mei 2025 di Hotel Tavia Heritage Kawasan Cempaka Putih Jakarta Pusat.
Berikut ini hasil bincang- bincang Selatan News.com bersama Ketua Pimpinan Daerah Kolektif ( PDK) Kosgoro Propinsi Kalimantan Timur, Dr. H. Rendi Susiswo Ismail SE. SH. Jumat (30/5/2025).
Selatan News ( SN): Apa komentar terkait Pelaksanaan Mubes XII Kosgoro ?
Rendi Ismail ( RI) : Saya memberikan apresiasi atas penyelenggaraan Mubes XII Kosgoro ini, ini suatu langkah positif yang tidak saja dalam rangka memenuhi kewajiban konstitusional organisasi akan tetapi sebagai bagian bagaimana kita memulai kebangkitan ( Kosgoro) setelah sekian waktu terlelap tidur. Begitu juga untuk konsolidasi baik terkait AD/ART maupun program2 kerja secara mendalam setelah menjadi keputusan Mubes XI yang lalu.
NS: Apa yang diharapkan dengan terselenggaranya Mubes ini?
RI: Kita berharap mulai dari PPK, PDK Propinsi dan PDK Kabupaten/ Kota untuk segera bergerk mulai membangun, dan bangkit kembali guna mengembalikan apa yang selama ini menjadi idealisme Kosgoro.
NS: Apa aspirasi anda terhadap Mubes ini ?
RI: Mudah-mudahan Mubes ini dapat merumuskan sesuatu yang tidak saja mengubah berkaitan dengan konstitusi, menyusun program2 kerja tapi juga kita harapkan dapat menghasilkan Manifesto dari hasil Mubes sebagai kekuatan yang mendorong kebangkitan Kosgoro di seluruh Indonesia.
NS: Peran Kosgoro dalam mendukung Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto?
RI: Momen ini sangat strategis ditengah pemerintahan baru dibawah Presiden Prabowo Subianto. Retorikanya bagaimanapun juga kita ini turut serta membangun kekuatan bangsa. Seperti apa yang dinyatakan Ketua Umum tadi yang memberikan isyarat bahwa kita harus mengambil peranan dalam kebangkitan!.
NS: Tentang Peranan Kosgoro menghadapi Indonesia Emas?
RI: Kedepan secara sloganistik itu Kita untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Makanya kita lakukan Konsolidasi organisasi, tidak saja hanya mengkonsolidir PPK PDK Propinsi Kabupaten/ Kota tapi mengaktifkan kembali kegiatan-kegiatan atau program2 yang sifatnya kaderisasi.
NS: Siapkah Kosgoro melakukan peremajaan dalam kepengurusan organisasi?
RI: Saya kira Harus ada keberanian secara moral untuk memberikan peran2 kepada kaum muda. Kita punya mahasiswa Kosgoro, GMK, Wanita Kosgoro dll. Saatnya mereka diperankan sementara yang sudah senior2 mendorong dan memberikan kesempatan kepada yang muda-muda yang lebih progresif yang bisa mengelola organisasi dengan baik. Sehingga kemudian Kosgoro bisa mempunyai posisi tawar ( barganing position) yang cukup baik, baik kepada pemerintah ( secara politik) dan kepada masyarakat. Memang ada hal yang barangkali tidak bisa kita nafikan, biasanya kalau akses dan dukungan politik dari kekuasaan lemah biasanya akses itu terhambat.
NS: Sebagai ormas kebangsaan yang independent apa prioritas yang seharusnya dilakukan Kosgoro?
RI: Saya kira kita bisa mengambil contoh dan belajar dari ormas Muhammadiyah. Meski Muhammadiyah dan Kosgoro sama2 organisasi kemasyarakatan tapi Muhammadiyah bergerak lebih cepat dengan kesuksesan dalam mengelola program pendidikan, sosial dan kesehatan di semua tingkatan yang ada.
NS: Menurut anda apakah yang menjadi faktor sehingga Muhammadiyah bergerak lebih lincah?
RI: Menurut saya ormas Muhammadiyah selain kokoh di grassroot juga bernuansa Keagamaan atau dengan pendekatan Keagamaan yang itu bisa mempercepat konsolidasi organisasi, dan program kerja yang kongkrit dengan semboyan hidup- hidupilah Muhammadiyah jangan mencari hidup di Muhammadiyah.
NS: Apa karena Kosgoro masa lalu masih terfokus di dunia politik?
RI: Pasca reformasi 1998 kosgoro baru mengubah menjadi ormas independent. Sebenarnya Kosgoro juga punya banyak sekolah2 yang tadi diungkapkan Ketua Umum Pak Hayono Isman tapi pada akhirnya hilang. Tapi kalau sekolah 2 itu dikonsolidasi lagi kemudian tata kelola aset dari kegiatan2 pendidikan dengan baik maka keberhasilan pendidikan di Muhammadiyah bisa terjadi juga di Kosgoro. Kita harus prioritas dan fokus pada program pendidikan. Di tingkat pusat cukup mensuport saja ( supporting) dan kita lihat kader2 Kosgoro di daerah punya semangat yang tinggi untuk mendirikan lembaga pendidikan. PPK cukup membantu terkait masalah regulasi. Saya sedih karena banyak lembaga pendidikan Kosgoro yang hilang termasuk perguruan tinggi.
NS: Apa penyebabnya?
IR :Itu disebabkan masalah tata kelola, soal manajemen, dan soal pengorganisasian aset- aset dll.