Panyabungan – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang, menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kebhinnekaan bangsa menjelang pelaksanaan Pilkada 2024 di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Baginya, kekerabatan jauh lebih penting daripada kontestasi politik.
Hal ini disampaikan pada saat moment Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Kantor NU, Panyabungan, Mandailing Natal, pada tanggal 06 Agustus 2024 lalu. Hadir pada gelaran tersebut sejumlah pengurus NU, Fatayat NU, IPNU dan PMII Mandailing Natal.
“Walaupun kita berbeda-beda pilihan, persatuan dan kekeluargaan jauh lebih penting, itulah demokrasi dan merupakan pengejewantahan dari nilai-nilai Pancasila,” bebernya.
Legislator Terpilih Periode 2024-2029 ini menyampaikan, bahwa Pancasila yang merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia lahir pada 1 Juni 1945. Pencetusnya adalah presiden pertama RI Ir. Soekarno bahwa Pancasila menjadi bagian dari empat pilar kebangsaan.
“Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia. Implementasi nilai-nilai Pancasila harus terus dikedepankan di dalam kehidupan bermasyarakat,” sambungnya.
Anggota DPR RI dari dapil Sumut II ini juga menyitir salah satu ucapan Bung Karno yang menyampaikan bahwa “perjuanganku lebih mudah karena melawan bangsa lain, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri”.
“Jadi menurut founding father kita bahwa saat ini menjaga persatuan dan kesatuan memang tidak mudah. Tantangan generasi saat ini lebih berat terutama untuk menjaga pilar-pilar kebangsaan,” bebernya.
Dia juga menjelaskan, di kalangan pemikiran yang tumbuh dalam tradisi Nahdlatul Ulama ada tiga komponen yang sangat relevan dalam menjaga persatuan bangsa, pertama Ukhuwah Islamiyah, yaitu persaudaraan atas dasar kepercayaan atau iman, maka dari itu harus saling menghargai sesama agama Islam.
“Selanjutnya Ukhuwwah Basyariyah, persaudaraan atas dasar kemanusiaan, tidak perlu dalam membantu orang kita harus bertanya terlebih dahulu, apa agama mu? Tapi cukup atas dasar kemanusiaan kita lindungi harkat dan martabat manusia,” tutupnya.
Ketiga adalah Ukhuwah Wathaniyah,yaitu persaudaraan atas dasar bahwa kita satu bangsa, ketika satu orang dijajah atau tertindas maka kita merasakan bahwa seolah semua anak bangsa ini merasakan penderitaan yang sama. (srr)