Naypyitaw, Myanmar – 22 April 2025, Dalam semangat solidaritas ASEAN, Tim Tanggap Cepat Emergency Medical Team (TCK EMT) Indonesia bersama 15 dokter anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sukses menyelesaikan misi kemanusiaan di Myanmar pascagempa dahsyat yang mengguncang negara tersebut pada 1 April 2025.
Gempa bumi yang menelan ribuan korban jiwa dan menyebabkan kerusakan masif di wilayah Naypyitaw ini memicu respon cepat dari Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dikerahkan ke garis depan, TCK EMT Indonesia bersama para dokter spesialis dan umum memberikan pelayanan medis selama 15 hari di Rumah Sakit 50 Bed Oattara Thiri Township, Naypyitaw.
Melayani di Tengah Krisis, Melebihi Standar Internasional
Sejak operasional dimulai pada 3 April hingga 21 April 2025, tim ini mencatat prestasi luar biasa. Dalam rentang waktu 7–21 April, sebanyak 4.874 pasien berhasil ditangani—dengan rata-rata 324 pasien per hari. Angka ini tiga kali lipat dari kapasitas standar pelayanan EMT Level 1 menurut WHO, yang hanya menetapkan 100 pasien per hari.
Dokter-dokter dari IDI yang terdiri dari spesialis bedah, ortopedi, anestesi, emergensi, anak, hingga dokter umum menjadi ujung tombak dalam penanganan pasien dengan kondisi medis kompleks. Dedikasi dan profesionalisme mereka di tengah keterbatasan fasilitas dan tekanan situasi bencana menjadi simbol kuat dari semangat kemanusiaan lintas batas.
Serah Terima dan Apresiasi Penuh dari Myanmar
Hari ini, Selasa (22/4), dilakukan serah terima operasional rumah sakit lapangan dari TCK EMT Indonesia kepada otoritas kesehatan Myanmar. Dalam momen penuh haru tersebut, Koordinator TCK EMT Indonesia, dr. Eko Medistianto, mengungkapkan rasa terima kasih atas kerja sama solid dari pihak RS 50 Bed Hospital dan Kementerian Kesehatan Myanmar.
Ucapan apresiasi datang dari Dr. Swe Zin Win, Regional Health Director Naypyitaw, yang menyampaikan kekaguman atas kelengkapan alat dan profesionalisme tim Indonesia.
“Kami banyak belajar dari TCK EMT Indonesia. Ini pengalaman berharga dalam membentuk tim tanggap darurat yang efektif dan sesuai standar internasional,” ujarnya.
Dr. Wah Wah Nyunt Shwe, Direktur Oattarathiri 50 Bed Hospital, turut menyampaikan penghargaan atas sinergi erat yang terjalin antara tenaga medis lokal dan tim dari Indonesia.
Sementara itu, Brigjen Pol (Purn) Ary Laksmana Widjaja, Contigen Commander sekaligus Ketua Delegasi Bantuan Kemanusiaan Indonesia dari BNPB, menegaskan bahwa misi ini adalah bentuk nyata kepedulian Indonesia terhadap rakyat Myanmar.
“Kami hadir dengan semangat kemanusiaan dan persaudaraan. Ini adalah pesan bahwa Indonesia selalu siap berdiri bersama saudara-saudara kita di ASEAN,” ujarnya.
Solidaritas yang Menginspirasi
Keberhasilan misi ini tak hanya mencerminkan keunggulan medis Indonesia, tetapi juga menjadi simbol diplomasi solidaritas yang menyentuh hati. Dalam krisis, semangat gotong royong lintas bangsa dan profesi telah menyatukan tekad untuk menyelamatkan nyawa.
TCK EMT Indonesia dan para dokter IDI telah menorehkan sejarah dalam upaya kemanusiaan ASEAN. Sebuah catatan emas bahwa kemanusiaan tak mengenal batas negara, dan Indonesia siap menjadi pelopor dalam setiap panggilan nurani.
Jurnalis Selatan News