Kabid Penganekaragaman Konsumsi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah: Edukasi Pola Konsumsi Pangan B2SA. Mempersiapkan Indonesia Emas 2045
Lucia Sri Winarni Susilowati, SE, M.Si. Kabid Penganekaragaman Konsumsi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Tengah dalam acara Pembukaan Pekan Agrobisnis Digital dan Inovasi memberikan paparan dalam Edukasi Pangan B2SA yang berlangsung di arena pameran PADI 2025 di Agro Center Soropadan Temanggung, Jumat ( 18/7/2025).
Menurut Lusi panggilan akrab Lucia Sri Winarni Susilowati, SE, M.Si. Program ini menyasar berbagai kalangan, ada Dinas pangan Kabupaten, Camat, Ketua TP. PKK Kabupaten sampai Desa, Kepala Sekolah, Tokoh masyarakat dan Remaja yang bertujuan menyiapkan Generasi Indonesia Emas 2045. Kenapa? Karena saat itu ada keuntungan demografis dimana banyak penduduk negara lain berkurang sementara Indonesia memiliki SDM usia produktif yang cukup besar.
“Pada saat itu, proyeksi penduduk usia produktif kita 65,22% dan hal ini sebenarnya menjadi peluang bagi bangsa Indonesia Apabila mereka itu sehat dan berdaya saing sebagai peluang tapi kalau mereka tidak sehat dan tidak kompeten maka akan menjadi beban negara. Oleh sebab itu perlu kita kita “Ubah pola fikir tentang konsep makan kenyang menjadi makan sehat” jelas Lusi pada Melayutoday.com.
Selanjutnya, kata Lusi Targetnya setiap individu orang Indonesia dapat hidup sehat, aktif di semua kalangan dari Balita, Anak, Remaja, Dewasa dan Orang tua. Pola makan yang tidak tepat dapat berdampak terjadinya Stunting, Wasting maupun Obesitas yang dapat mengakibatkan penyakit degeneratif.
Guna mendukung kesehatan kita di masa depan maka makanan yang kita konsumsi adalah makanan yang B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman) sambung Lusi, Apakah Pangan B2SA mahal ? Jawabannya adalah Tidak, apabila memanfaatkan *Pangan lokal* dan disesuaikan porsi sesuai kebutuhan yang dipengaruhi Jenis kelamin laki-laki/ perempuan,
Jenis pekerjaan, Aktifitas fisik dan yang berkebutuhan khusus (Bumil, Busui dan kondisi sakit). Semakin beragam yang kita konsumsi semakin baik karena tidak ada 1 jenis pangan yang mengandung 40 zat gizi yang dibutuhkan tubuh kita.
Indonesia, “Dapur Gastronomi dunia”, saatnya kita kembali ke kuliner lokal, resep lokal, bahan pangan lokal dengan rasa mendunia.Maka mari kita pemperbaiki Pola konsumsi kita menjadi Pangan B2SA untuk hidup sehat, aktif dan produktif. Sehat itu investasi, mencakup gaya hidup sehat, makanan bergizi, olah raga teratur, istirahat yang cukup dan pemeriksaan kesehatan rutin” imbau Lusi.
Dia mengingatkan selain Pangan yang kita makan Beragam, Bergizi seimbang dan Aman, kita juga harus *Stop Boros Pangan*, dengan cara Edukasi, perencanaan, penyimpanan, pemanfaatan pangan yang tepat juga dapat berbagi pangan yang berlebih.
Terkait dengan program makan Bergizi Gratis dari pemerintah untuk anak sekolah, tambah dia sebenarnya itu upaya pemerintah untuk meningkatkan asupan gizi untuk meningkatkan kualitas SDM mewujudkan Indonesia Emas maka pemerintah memberikan makanan B2SA, ada sumber karbonhidrat, lauk pauk, sayur dan buah juga susu. DISHANPAN Prov Jateng juga terlibat memberikan edukasi kepada SPPI dan SPPG.
“Setelah mengikuti kegiatan Edukasi B2SA ini, kami harapkan peserta menindaklanjuti dengan cara mengedukasi dan menerapkan Pola Konsumsi Pangan B2SA dan Stop boros pangan untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar di level masing-masing. Mereka akan merubah dan menerapkan pola konsumsi dengan B2SA baik untuk dirinya, keluarga dan masyarakat sekitarnya,” pungkadnya. ( hrn).



































